Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Sesuai dengan judulnya, tulisan ini menceritakan pengalaman pribadi gw di siklus obstetri dan ginekologi, atau kebidanan dan kandungan. Ilmu yang cukup sensitif, karena ilmu ini mempelajari semua yang berhubungan dengan kewanitaan, mulai dari kehamilan, persalinan, hingga bagian terdalam seorang wanita. Pengalaman serba pertama, di siklus besar/mayor pertama di kepaniteraan klinik FK Unand :)
Disclaimer: siapkan kamus kedokteran di samping teman-teman jika bingung dengan berbagai istilah aneh yang akan ditemukan pada paragraf setelah ini. Hohoho.
***
Di siklus ini, pertama kalinya gw…
masuk ke Instalasi Bedah Sentral (kamar operasi). Dengan set pakaian dinas berwarna merah berukir benang emas bertuliskan Jolatuvel Bahana, S.Ked. dengan kata dokter muda di bawahnya. Pertama kali menyaksikan operasi secara langsung, melihat pengangkatan rahim (histerektomi) atas indikasi hiperplasia endometrium. Ketika rahim pasien dibelah, didapatkan ada massa myoma uterus submukosa dan terlihat dinding endometrium yang tebal.
Di siklus ini, pertama kalinya gw…
melihat pasien yang meninggal tepat di depan gw. Dengan tensimeter gw terpasang di lengan pasien tersebut. Innalillahi wa inna ilaihi raaji’uun. Pasien tersebut keadaan umumnya buruk, dan ketika itu mengalami sesak napas. Pasien dipasangkan oksigen dengan NRM mask, namun sesaat kemudian ia memuntahkan cairan lambung dalam jumlah banyak. Aspirasi cairan lambung, itu kemungkinan penyebab kematiannya. Kejadian yang akan selalu menjadi pengingat diri bahwa kehidupan di dunia hanyalah sementara, dan profesi yang berhubungan erat dengan nyawa ini tidak dapat menjanjikan kecuali melakukan usaha yang terbaik semampunya, dan ï·² lah Yang Maha Berkehendak.
Di siklus ini, pertama kalinya gw…
melakukan dinas malam. Pengalaman pertama terjaga sepanjang malam untuk melakukan kontrol intensif pasien yang dirawat di bagian obgin. Baik itu tekanan darah, terutama pada ibu hamil dengan gangguan hipertensi seperti hipertensi gestasional maupun pre eklampsia. Juga memperhatikan denyut jantung janin dengan Cardiotocograph (CTG). Menunggu pasien yang sedang di transfusi darah dan atau obat-obatan lain yang butuh monitoring rutin.
Di siklus ini, pertama kalinya gw…
melakukan pemeriksaan luar dan pemeriksaan dalam langsung pada pasien hamil beneran. Karena ketika belajar di kampus, hanya dilakukan kepada manekin. Awalnya tentu grogi. Tapi karena ini bagian yang sensitif untuk perempuan, maka setiap pemeriksaan perlu ada keluarga atau perawat wanita yang menemani. Dan jangan lupa informed consent. Tanpa informed consent, pasien bisa saja melaporkan dokter/pemeriksa ke pihak yang berwenang. Apalagi pada masa ini para dokter merupakan “favorit” orang hukum, hahaha.
Di siklus ini, pertama kalinya gw…
pergi dinas ke daerah. Daerah tujuan gw kali pertama ini adalah Batusangkar. Tepatnya, RSUD MA Hanafiah. Hanya bertiga (kesemuanya laki-laki), dengan seorang residen PPDS Obgin. Beruntung, para perawat dan bidan yang bertugas di rumah sakit ini cukup ramah kepada kami. Dan hanya dua hari berselang, pada Jumat sore harinya, gw harus kembali ke Padang karena keesokannya pada tanggal 30 Mei 2015 adalah jadwal Wisuda II Universitas Andalas Tahun 2015. Alhamdulillah :). Melepas rindu dengan kedua orangtua walau hanya 3 hari lamanya, sudah cukup untuk me-recharge semangat untuk perjalanan selanjutnya, hehehe.
|
Wisuda 30 Mei 2015 |
|
Tempat Dinas :D |
Di siklus ini, pertama kalinya
gw…
melakukan pelayanan di Poliklinik RSUD MA Hanafiah. Apa saja yang
gw kerjakan? Mengukur tanda-tanda vital seperti tekanan darah, nadi, pernafasan. Kemudian menimbang berat badan pasien, mengukur bagian fundus rahim (fundus uteri), dan mencatat denyut jantung janin dengan Doppler (versi
portable CTG tanpa fitur untuk merekamnya di kertas). Disini
gw juga melakukan pemeriksaan Leopold (kalau penasaran apa itu Leopold,
tanya om Google yaa ^^) untuk menentukan letak, posisi, dan presentasi janin. Hal yang keren di pelayanan poliklinik ini yaitu:
gw bisa melakukan USG pada pasien!
Tau USG kan? Iya, alat pencitraan keren dengan
ultrasound yang bisa digunakan untuk melihat bayi di dalam kandungan
lho! (maaf norak, maklum, ada mainan baru,
hahaha).
Tuh, gambarnya di sebelah.
Nih: CTG di kanan, Doppler di kiri
Di siklus ini, pertama kalinya
gw…
melakukan kuretase (tentu di bawah supervisi) kepada pasien yang mengalami keguguran. Keguguran sendiri merupakan terminasi kehamilan (spontan atau disengaja) yang terjadi ketika usia kehamilan < 20 minggu atau berat janin < 500 gram. Kondisi keguguran dapat berbahaya bagi pasien apabila yang ia alami adalah incomplete abortion (tidak lengkap), karena plasenta yang tertinggal dapat menyebabkan perdarahan terus-menerus. Kuretase merupakan tindakan untuk mengeluarkan jaringan sisa konsepsi yang tertinggal dalam rahim dengan sendok kuret.
Di siklus ini, pertama kalinya gw…
menjadi asisten (yah, walau sejauh ini baru menjadi asisten 2 dengan tugas: memegang retractor, melakukan suction, men-dep luka, dan menggunting benang) dalam operasi cesarean section. Yap, persalinan melalui perut ;). Perut pasien dibuka pada garis pertengahan pusat, dilakukan insisi pada segmen bawah rahim (SBR), dan bayi dilahirkan dengan cara yang persis seperti persalinan normal. Bedanya, satu lewat organ kelamin pasien, satu lewat perut. Begitu bayi keluar, dibersihkanlah jalan napas dari si bayi, untuk kemudian diserahkan kepada bagian perinatologi untuk dilakukan pengukuran berat dan panjang badan, serta menghitung Apgar score (untuk mengevaluasi kondisi bayi).
Di siklus ini, pertama kalinya gw…
melakukan asuhan persalinan normal (APN). Iya, memimpin persalinan pasien yang sudah masuk kala II. Kala II itu… kala ketika pembukaan leher rahim (serviks) pasien sudah lengkap (membuka 10 cm) dan bayi siap untuk dilahirkan. Pengalaman yang membahagiakan. ï·² memberikan gw kesempatan menjadi perantara lahirnya bayi laki-laki dengan berat badan 3.220 gram dan panjang badan 50 cm secara spontan tepat pukul 00.22 pagi hari. Ketika itu padahal bukan jadwal dinas malam gw, namun pas ketika itu yang seharusnya dinas pergi keluar sebentar. Rezeki memang tidak kemana. Pertama kali gw memimpin APN ketika jadwal dinas orang lain, hahaha. Pengalaman gw melakukan APN-APN selama di siklus ini berlanjut di cerita berikutnya ya ^^.
***
Sekian cerita pengalaman pertama di siklus besar pertama gw di obgin. Sebenarnya masih banyak cerita-cerita serba pertama lainnya di siklus ini.. Tapi satu hal yang pasti. Di siklus obgin ini, bagi yang memiliki hati, pasti akan semakin dan semakin cinta kepada ibunya. Melihat bagaimana sakitnya pasien menahan kontraksi ketika melahirkan normal saja sudah membuat ngilu. Betapa payahnya membawa janin kemana-mana dalam perutnya selama 9 bulan, yang merupakan “parasit” bagi tubuhnya dengan penuh cinta dan kasih sayang. Karena begitu hebatnya rasa sakit ketika bersalin, bahkan digunting pun vaginanya (untuk episiotomi, dilebarkan jalan lahirnya) tidak akan terasa. Sampai segitunya. MasyaaAllah. Jika sudah menyaksikan dengan mata kepala sendiri bagaimana proses persalinan yang “menyakitkan” itu, masih sanggupkah kamu melawan ibumu? :)
Batusangkar, 6 Juni 2015