Oke. Kali ini saya ingin berbagi mengenai cara menutup luka. Menutup luka dalam artian bukan ada luka terbuka kemudian ditutup pakai kain atau kertas koran ya, bukan. Menutup luka bisa dengan beberapa cara, selain dengan menjahitnya, juga dapat menggunakan skin adhesive strips, lem jaringan, atau staples (jangan pikirkan stapler kertas ya, beda).1 Ini contoh-contohnya:
Skin adhesive film |
Tissue glue |
Staples - Stapler gun |
Pada postingan kali ini, saya ingin memperlihatkan video teknik menjahit luka yang paling dasar dan paling sering digunakan dokter umum. Yaitu simple interupted suture. Sebelum melihat videonya, mungkin saya mencoba menjawab beberapa pertanyaan yang sering daitanyakan pasien. Teman-teman pasti pernah bertanya kan kapan jahitan dilepas? Kenapa jahitan tidak boleh terkena air? Luka dibiarkan terbuka atau tertutup?
Pertama, kapan jahitan dilepas itu disesuaikan dengan lokasi penjahitan luka. Prinsipnya, daerah yang banyak pembuluh darah (seperti wajah) lebih cepat dilepas dibanding perifer seperti tangan dan kaki, Lalu daerah persendian atau yang sering bergerak akan cenderung lebih lama.
Waktu pelepasan benang jahit2 |
Kedua, kenapa tidak boleh kena air, karena benang akan menyerap air tersebut dan menjadi media yang baik untuk pertumbuhan bakteri, sehingga bisa menimbulkan infeksi luka jahitan. Karena itu ganti perban perlu rutin maksimal pada hari ketiga atau keempat setelah operasi (tindakan). Kassa penutup luka harus diganti lebih awal jika basah.3 Penggantian kassa atau perban harus dengan teknik aseptik (berarti, harus cuci tangan dulu, perlu sarung tangan untuk kontak dengan luka)
Luka dibiarkan terbuka atau tertutup? Luka bedah yang selesai dijahit biasanya ditutup agar terlindung dari infeksi, tidak tergaruk oleh pasien, dan cairan luka yang keluar terserap. Luka yang ditutup primer dan kering lebih baik dibiarkan terbuka, tetapi umumnya secara psikologis kurang berkenan bagi penderita maupun keluarganya.3
Kembali ke topik teknik jahitan: simple interrupted suture, atau jahitan simpul tunggal, adalah jahitan satu-satu yang paling banyak digunakan dan merupakan jahitan baku. Keuntungan teknik ini adalah kegagalan satu jahitan tidak mempengaruhi seluruh jahitan. Bila terjadi infeksi, cukup dibuka jahitan pada tempat yang terinfeksi saja.3
Karena ini jahitan paling dasar, maka pengalaman penulis sendiri biasa menjahit pasien dengan luka-luka minor pada ekstrimitas, wajah, dan tempat lain dengan teknik ini. Namun tentu ukuran benangnya perlu disesuaikan, misalnya pada wajah bisa menggunakan benang ukuran 5/0 atau 6/0 (semakin besar angkanya, semakin kecil ukuran benang). Tantangan dalam menjahit luka selain dari bentuk dan kedalaman luka, juga berdiri tegak yang ergonomis dalam waktu lama 💪💪💪. Mari kita perhatikan dan pelajari teknik jahitan simpul tunggal ini:
Terimakasih telah berkunjung, semoga postingan ini bermanfaat :)
Referensi:
1. Williams NS, Bulstrode CJK, O'Connell PR. 2013. Bailey & Love's Short Practice of Surgery. 26th edition. Boca Raton: CRC Press
2. Capellan O, Hollander JE. 2003. Management of laceration in the emergency department. Emerg Med Clin N Am. 21:205-31
3. Sjamsuhidajat R, Karnadihardja W, Prasetyono TOH, Rudiman R. 2011. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta: EGC